Cinta Eros vs Cinta Agape Oleh: Patrisia Apriani, S.Pd
  • Admin
  • 14 Februari 2023
  • 2279 x
werty

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat disampaikan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada” (Sapardi Djoko Damono)

Catatan awal: Cinta Sebagai Kebutuhan Dasar Manusia

                Pada galibnya, manusia memiliki kebutuhan dasar dalam hidupnya. Salah satu kebutuhan dasar yang dimiliki manusia adalah kebutuhan akan cinta atau kasih sayang. Seorang psikoanalisis bernama Abraham Maslow mencoba untuk mengklasifikasikan kebutuhan dasariah manusia secara hierarkis mulai dari kebutuhan dasar sampai pada kebutuhan yang paling tinggi. Pengklasifikasian kebutuhan ini lazim dikenal sebagai piramida Maslow. Dalam pengklasifikasian tersebut, Maslow menempatkan Love/belonging (cinta atau kasih sayang) pada tingkat yang ketiga. Love/belonging ini ditempatkan setelah kebutuhan akan rasa aman dan nyaman (safety). Hal ini mengafirmasi bahwa setelah memenuhi rasa aman dan nyaman (safety) manusia akan membutuhkan dan memperoleh cinta atau kasih sayang (love/belonging).

Kebutuhan akan cinta atau kasih sayang dalam piramida Maslow mencakup cinta, rasa sayang serta rasa untuk memiliki atau dimiliki satu sama lain yang teramanifestasi melalui hubungan pertemanan, persahabatan, pacaran dan keluarga. Semua cakupan ini bermuara pada kepemilikan pasangan dan keturunan. Ketika manusia telah memiliki dan menikmati kebutuhan akan rasa sayang maka manusia akan memperoleh rasa percaya diri dan jiwa yang besar. Hal ini tentunya berpengaruh secara langsung pada peningkatan aktualisasi diri seseorang. Sebagai contoh, individu yang berasal dari keluarga bahagia atau rukun lebih percaya diri dan matang ketimbang individu yang berasal dari keluarga broken home atau individu yang belum memiliki pasangan hidup memiliki tingkat kecemasan paling tinggi ketimbang individu yang telah memiliki pasangan hidup. Menurut Maslow, kebutuhan akan rasa cinta atau kasih sayang bertalian erat dengan hubungan yang sehat, setia dan saling percaya. Faktum menunjukkan bahwa ada begitu banyak hubungan pertemanan dan cinta sepasang kekasih bahkan keluarga yang hancur berantakan karena kurangnya rasa percaya, saling curiga dan pengkhianatan  (Simulasikredit.com 07/02/2023).

Bertolak dari hal ini, saya pun dapat menyimpulkan bahwa kebutuhan akan rasa sayang atau cinta ini merupakan seuatu yang sangat urgen dalam kehidupan manusia. Aktualisasi diri paling sempurna yang dimiliki manusia akan tercapai bila ia memiliki rasa cinta atau sayang yang besar dalam dirinya. Dengan itu, ia akan membagikan rasa cinta atau sayang itu kepada orang-orang yang berada di sekitarnya.

Cinta Eros vs Cinta Agape

            Secara umum cinta itu bersifat ambivalen artinya bahwa pada satu sisi cinta menampakkan hal-hal yang bernuansa positif dan di sisi lain cinta itu menampakkan hal-hal yang negatif. Pertanyaan retoris yang mencuat adalah benarkah cinta itu bersifat negatif? Berkenan dengan hal ini saya sedikit banyak hendak menguraikan arti cinta yang dipahami oleh orang-orang Yunani. Orang-orang Yunani memahami cinta dalam dua bentuk yakni cinta eros dan cinta agape. Secara etimologis kata eros berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang merangsang nafsu birahi atau hasrat seksualitas (turunan dari kata erotik). Cinta ini tidak memandang orang lain sebagai person atau subyek melainkan semata-mata sebagai obyek kepuasan. Relasi yang dibangun dalam cinta eros adalah relasi syubyek-obyek. Hal yang diutamakan dalam cinta eros adalah nafsu yang disebut sebagai ego. Dengan demikian eros merupakan cinta yang terarah kepada orang lain tetapi ditujukan demi kepuasan pribadi. Dengan kata lain, cinta ini terarah kepada diri sendiri sementara orang lain hanya dilihat sebagai instrument pemuas nafsu bukan sebagai pribadi atau persona.

Sementara itu agape merupakan kata bahasa Yunani yang berarti cinta yang tertinggi. Cinta ini tidak melihat kualitas-kualitas yang ada di dalam diri seseorang (cantik, seksi, lembut, ramah. dll) melainkan lebih melihat orang lain sebagai bagian dari diri sendiri. Filsuf Gabriel Marcel menjabarkannya dengan bahasa yang mendalam bahwa orang lain adalah aku yang lain. Aku melihat orang lain sebagai bagian dari aku yang lain sebab aku dan yang lain adalah setara dan sama. Relasi yang terjalin dalam jenis cinta ini adalah relasi subyek-subyek. Saya melihat orang lain sebagai persona atau pribadi bukan sebagai barang. Karena itu, cinta agape merupakan cinta otentik yang senantiasa berkorban dan menderita demi yang lain. Ia mampu keluar dari ego pripadinya dan terarah serta terbuka kepada orang lain yang dicintainya. Cinta agape merangkum segala sesuatu di mana ia melampui jenis kelamin, cantik-jelek, kaya-miskin, pintar-bodoh. Cinta agapa tidak memandang yang lain sebagai instrument atau alat melainkan sebagai pribadi yang bermartabat (Kompasian, 07/02/2023).

            Seorang filsuf Eksistensialis, Martin Kierkegaard mencoba untuk membuat distingsi ontologis antara cinta eros dan cinta agape. Pada mana keduanya saling bertentangan dan saling tolak menolak. Pertama,cinta eros bersifat egosentris di mana diri sendiri sebagai pusat cinta sedangkan cinta agape bersifat teosentris di mana Tuhan sebagai sentral atau pusat cinta itu. Kedua, cinta eros berkaitan dengan cinta yang serakah sedangkan cinta agape berkaitan dengan pemberian diri atau pengorbanan diri yang besar. Ketiga, cinta eros berorientasi pada hal-hal duniawi sedangkan cinta agape berorientasi pada eksistensi manusia. keempat,cinta eros bersumber dari keinginan manusia sedangkan cinta agape bersumber pada rahmat Allah. Kelima, cinta eros mengarahkan ketertarikannya pada objek tertentu sedangkan cinta agape menyentuh dan merangkum nilai dari keseluruhan objek (ibtimes.id, 07/02/2023). 

Catatan Akhir: Cinta Agape sebagai Karakteristik Dasariah Manusia 

Sebagai manusia yang hidup di zaman post-modern ini, tentunya kita membutuhkan cinta sebagai kebutuhan dasariah kita. Lantas, cinta mana yang kita pilih dan akan kita geluti. Apakah cinta eros yang bermuara pada pemenuhan kepuasan pribadi ataukah cinta agape yang mengarah pada kebaikan bersama? Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa pada setiap tanggal 14 Februari kita merayakan hari Valentine (Valentine day). Pada hari ini, semua orang di seluruh dunia mencoba untuk membagikan rasa cinta dan sayangnya kepada orang-orang yang berada di sekitar mereka. Sama halnya yang terjadi dengan kita saat ini, di sini dan kini. Di hari valentine ini, kita mencoba untuk membagikan rasa sayang dan cinta itu kepada sesama yang ada di sekitar kita. Kepada orang-orang yang sungguh kita sayangi. Sudah barang tentu bahwa cinta yang mesti kita bagikan kepada orang-orang yang ada di sekitar kita dan orang yang kita sayangi adalah cinta agape yakni cinta otentik yang melihat orang lain sebagai bagian dari diri kita. Kita mesti menjadikan cinta agape sebagai basis dasar dari karakter kemanusiaan kita.


Berikan Komentar

Alamat Email anda tidak akan ditampilkan. Wajib diisi untuk kolom *