HARI LAHIR PANCASILA
  • Admin
  • 01 Juni 2024
  • 43 x
WERTYUI

HARI LAHIR PANCASILA

Si Pencari Ilmu

Oleh: Caca Adresa

 

Doa-doa didaraskan bagi sang guru

Agar ia kuat menuntun si pencuri ilmu

Meski nikmat ditunda dulu

Nasib terus dilanda susah

Agar kami taghu artinya lelah

Tentang guru yang kerap tak pandang bulu

 

Akhir-akhir ini si pencari ilmu dibingungkan

Ulah pergantian musim kian tak menentu

Memaksa jiwa menyerah yang muncul diawal jalan

Semua dihadapinya dengan tambah walau tak berjuang

Padahal ia terus bertarung

Agar meraih genggaman kalung

Yang mirip dengan merdunya angklung

Sabarlah wahai kita pencuri ilmu

Karena bagian kita ada di suatu waktu

 

 

PENANTIAN

Oleh: Della Astrivan

Dari terbitnya matahari dari ufuk timur

Selama enam hari dalam satu minggu

Dari hari senin sampai hari Sabtu

Aku bersekolah . . . .

Ketika harapan menjadi fakta

Yang ada hanya bahagia

Ada tahap yang mesti dilewati

Ingin dan harap lekas sembuh

Inginku petik bintang dan bulan

Kelak aku ingin kehidupanku bersinar seperti matahari

Berharap nyata dikemudian hari

dan juang harus menjadi-jadi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MIMPI BURUKKU

Oleh: Gilbert Dabur

Di setiap malam

Aku hanya membayangkan

semua hal yang terburuk

datang padaku

tapi . . . .

Pada akhirnya aku sadar

Kalau semua itu hanyalah mimpi

Dan semua itu tidak akan terjadi

Jadi dengarlah

“Jika engkau bermimpi buruk

lupakan saja karena semua

itu hanyalah mimpi”

 

 

TERIAKAN

Oleh: Icel Bagus

Suara memenuhi kehidupan

Pelemparan gelombang kesakitan

Getaran yang menghentakan

Melakun dalam gelombang

Bangkit dengan hentakan

Mempersembah riuhan

Semua melirik menghidupkan suara

sasaran gelombang dalam maut

 

 

DASAR NEGARAKU

Oleh: Ninok Adam dan Novan

 

Mimpi yang kini menjadi nyata

Menumpahkan banyak air mata

yang dulu hanya sebuah kata

yang kini telah menjadi sejarah

Banyaknya pahlawan bangsa

Membawa banyak peristiwa

Merajut semua kata-kata

Menjadi sebuah kata Pancasila

1 Juni menjdai saksi menyata

Bangkitnya Pancasila

Membawa bangsa Indonesia

menjadi bangsa yang bermakna

 

 

 

Teruntuk Tuanku

Avril-Abin

 

Ayahku buruh, bukan dewan macam tuan

Pakian kuarang kain menutup raga dahaga

Kulit kering bersetubuh pada tulang

Bukan bersandar pada jas dan dasi

 

Ayahku hanya punya motor butut

Mengepul asap menyumbang polusi

Bukan rolls-royce yang gelap kacanya

Menyumbang korupsi, kolusi dan nepotisme

 

Ayahku buruh kecil yang rendah gajinya

Minim upah banjir keringat

Kami miskin

Tapi tidak ikut andil memiskinkan rakyat

Miskin

Kami hidup susah

Tapi kami tidak ikut menyusahkan rakyat

Salam tuan DPR

 

 

Sang Patriot

Cici Aslin

 

Bangsaku mnederita

Bangsaku melarat

Dijajah berkali-kali

Ditindih terus menerus

Banyak yang menutup mata

Tak siap menerima kenyataan

Bangsaku tak berdaya

Hanya mampu menutup mata

Bangsaku merintih menangsi nasib

Kian hari kian berlalu

Bangsaku yang menjerit

Akan membuka mata

Menejmput generasi emas

Melahirkan anak  cerdas

 

 

 

 

 

 

 

Rintihan Perih Hati

Dany Sutanto

 

Rintihan perih hati

Mencuat pada permukaan tanah ganas

Pada manusia tinggal terpisah

Lantaran bocah kecocockan

Yang terpapar di wajah

 

Hati hancur maut menghantu

Putus napas harapan khayal

Desa siapa terbawa bersama

Kalau cinta hancur tersapu

Oleh badai ego dan napsu

 

Hidup hampa bila cinta dicampak

Hidup kosong berdua susah

Masihkah jagat mengindah cinta

Pada zaman teropong kesombongan

Dengan kamera cinta diinjak

 

 

Pendidikan

Loveta

 

Langkah kaki menepaki hari

Tak tentu arah lari

Bagai hidup tak berpedomaan

Seperti hidup dilandai kemahsyatan

 

Hidup tanpa ilmu

Bagai rumah tanpa lampu

Gelap bagai abu

Mendekat bayangan semu

 

Pada siapa aku bertuju

Tentang arti hidup tak bertuju

Ketiku ilmuku tak berdarah

Pada dikaulah arah hidupku

 

 

 

 

 

 

 

 

Pena

Loveta

 

Pena teman malamku

Berirama detak jarum jam

Merajut masa depanku

Berteman sunyi mengapai mimpi

 

Diujung pena kutitipkan harapan

Belajar dari sunyi malam

Semua akan indah dikalah fajar menyingsing

Menyisahkan embun melempar sapa

 

 

 

Pahlawan

D’zhiewa Zherena

 

Pagi muram jalan gersang

Mentari tak kunjung meloi

Diselimuti kabut menutup awan

Sementara aku diam diri

Menanti sang mentari

 

Dunia begitu buta dan bisu

Berteman detik jarum jam

Semuanya hampa tak berarti

Bagai aspal tak berujung

 

Hampah amat hidupku

Jalan tak berujung

Tempat tujuanku

Guruku mentariku

Kalahkan kabut kelabu

Menuju harapan akan masa mendatang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jiwa Pemuda

Wulan

 

Sinar senja mulai tengelam

Membawa serta semua perasaan

Menanti kepastian

Senelusuri semangat di antar beribu bintang

Menyatu keberagaman dalam satu kata pancasila

Menanti rasa senasib sepenanggungan

Dalam ribut gemuru sayup tak terdengar

Berkeyakinan tuk menyatu

Suara opini tempo dul u

Mengerti hidup untuk dilakoni

Bukan maksud bertepuk dada

Kami pemuda kebanggan bangsa

Mencinta lima sila penuh harap

 

 

Harapan Abadi

Nabila Ceme

 

Rembulan baru saja usai, meninggal malam menjemput fajar

Mimpi tentang hari esok yang masih suram

Namun sayang seribu sayang

Mimpi sirna diusir mentari

Teruntuk hidup yang dilakoni bayang

Masihkah yang indah terbayang melayang

Lantas perjumpaanku padanya masih dipersimpangan jalan

 

Katanya padaku

“Nak, ini bukan tentang bangsaku dan bangsamu

Tetapi ini tentang bangsa kita”

Lihatlah anak-anakku bangsa kita sedang sakit

Raganya pandai mendua

Jiwanya senang bersilat lidah

 

Anganku hanya bersandar padamu dan kawan-kawanmu

Yang mungkin masih gagap tapi berani

Yang mungkin mata hati masih sayup tapi jelas menetas kemiskinan

Atau mungkin langkah masih tertatih tapi sigap menjemput mawar melati

 

Itulah tugasmu anak-anak

Asalah mata batin, tuk melihat derita anak bangsa

Jangan kau larih dari jeritan anak bangsa

Tapi hantamlah setiap pengganggu

Aku hanya mampu termangu dalam sesal

 

01 Juni 1945

Ibumu melahirkanmu

Melahirkan dasar bagi  satu bangsa

Pedomaan bagi seluruh anak bangsa

Jasamu luput dikenang

Menerjang arus dhasyat

Tak mudah menyerah

Demimu lima sila

Melahirkan kerukunan

Menciptakan kedamaian dan persatuan